Selasa, 17 Maret 2015

contoh Karya Ilmiah Sosiologi : Konflik Sosial dari Sudut Pandang Agama

KONFLIK SOSIAL DITINJAU DARI SUDUT PANDANG AGAMA
KARYA ILMIAH
Oleh :
Aisah Nursifa
6212141010

Diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas Pengantar Ilmu Sosiologi yang dibimbing oleh
Dra. Lisdawati Wahyudin, M.Si



ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI
2014



ABSTRAK

Nursifa, Aisah. 2014. Konflik Sosial Ditinjau dari Sudut Pandang Agama. Karya Ilmiah. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Universitas Jenderal Achmad Yani.

Karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan pembelajaran mata kuliah pengantar ilmu sosial khususnya bab interaksi sosial yang terkait dengan  konflik. Pokok pembahasan dalam karya ilmiah ini adalah konflik sosial antar kelompok beragama. Permasalahan yang dimunculkan adalah perbedaan faham yang memicu pertentangan. Sub masalah yang dimunculkan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana  sebenarnya sudut pandang agama terhadap konflik sosial yang terjadi antar organisasi Islam? 2) Apa faktor-faktor pemicu terjadinya konflik sosial antar kelompok dalam konteks agama? 3) Apa akibat dari konflik sosial antar organisasi Islam?
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah deskriptif analisis dengan bentuk penelitian kuantitatif. Sumber data penelitian ini adalah teori-teori sosiologi dan pengisian kuesioner oleh responden yang relevan. Pengisian kuesioner dilakukan pada hari Senin, 3 November 2014 di Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Inayah. Data yang diambil adalah pernyataan tertutup yang disertai argumen responden.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap teori-teori dan studi kasus di lapangan secara langsung, peneliti menemukan beberapa hal yang berkaitan dengan unsur-unsur konflik dalam kehidupan beragama yang relatif heterogen. Namun demikian, kerukunan antar umat beragama masih sangat terjaga atas dasar toleransi dan sikap saling menghargai.
KATA KUNCI : Konflik, Kelompok Sosial, Masyarakat Heterogen, In Group/Out Group, Bid’ah, etnosentris.


ABSTRACT

Nursifa, Aisah. 2014. Social Conflict Seen from the Perspective of Religion. Scientific Work. Science Program in International Relations. Faculty of Social Sciences Political Science. University General Achmad Yani.

     The scientific work is motivated by the need of learning introductory social science courses, especially chapters social interaction associated with the conflict. In issue in this paper is the social conflict between religious groups. The concerns raised are differences understand that breached. Sub issues raised by the authors are as follows: 1) How was the religious point of view of the social conflict between the Islamic organization? 2) What are the factors triggering social conflicts between groups in the context of religion? 3) What is the result of social conflict between Islamic organization?
     The method used in the writing of this paper is a descriptive analysis of the shape of quantitative research. The data source of this research is sociological theories and questionnaires by the relevant respondents. Questionnaires conducted on Monday, November 3rd, 2014 at Madrasah Al-Inayah Diniyah Takmiliyah. The data is taken from a closed statement that accompanied the argument of the respondents.
     Based on a study of theories and case studies in the field directly, researchers found several issues related to the elements of conflict in a relatively heterogeneous religious life. However, inter-religious harmony is still very awake on the basis of tolerance and mutual respect.

KEYWORDS: Conflict, Social Groups, Heterogeneous Society, In Group / Out Group, Heresy, ethnocentric.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT., atas nikmat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Saya ucapkan terima kasih  kepada Ibu Dra. Lisdawati Wahyudin., M.Si selaku dosen Pengantar Ilmu sosiologi yang telah membantu dalam proses penyelesaian karya ilmiah ini. Saya ucapkan terima kasih juga kepada rekan-rekan mahasiswa/i jurusan Ilmu Hubungan Internasional khususnya kelas ekstensi yang telah memberikan dorongan secara moriil selama pembuatan karya ilmiah ini.    

Karya ilmiah berjudul “Konflik Sosial Ditinjau dari Sudut Pandang Agama” ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Pengantar Ilmu Sosiologi pada tahun ajaran 2014/2015. Penulis menganalisa fenomena-fenomena sosial di lingkungan sekitar melalui  penelitian sederhana dan kajian terhadap teori-teori yang ada. 

Akhirnya, saya persembahkan karya ilmiah ini kepada pembaca sebagai bentuk kepedulian terhadap tercapainya proses sosial yang baik. Semoga bermanfaat.

CimahiNovember 2014
Penulis,



Aisah Nursifa
Ilmu Hubungan Internasional


DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………………….
ABSTRACT ……………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG ………………………………………………
1.2  RUMUSAN MASALAH …………………………………………...
1.3  MAKSUD DAN TUJUAN ………………………………………….
1.4  MANFAAT PENELITIAN …………………………………………
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN ……………………………………………………..
2.2 FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KONFLIK ………………….
2.3 AKIBAT KONFLIK DALAM AGAMA…………………………..

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 KAJIAN TORITIS DAN ANALISIS ………………………………
3.2 KAJIAN MELALUI PENELITIAN ……………………………….
3.3 METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………
       3.3.1 TEMPAT DAN WAKTU ……………………………………
       3.3.2 METODE PENELITIAN ……………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
            4.1 KONFLIK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT …………………
            4.2 HASIL PENELITIAN ………………………………………………
4.3 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……………………………
BAB V PENUTUP
            5.1 KESIMPULAN ……………………………………………………….
5.2 SARAN ……………………….………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN

i
ii
iii
iv
vi
vii

1
2
2
3

4
6
6



10
10
10
10
10

11
12
13

15
15
16




DAFTAR LAMPIRAN

1.      Surat permohonan izin mengadakan penelitian
2.      Angket/isian kuesioner
3.      Data responden
4.      Hasil penelitian
5.      Rekap hasil penelitian
6.      Dokumetasi/foto

DAFTAR TABEL

1.      Tabel IV.1 Rekap Hasil Penelitian





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia terlahir sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Hakikat manusia sebagai makhluk individu yakni memiliki egoisme yang tinggi. Namun, di sisi lain manusia juga sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia hidup bersama dengan manusia lain dan membentuk sebuah kelompok sosial.
  Konflik sering terjadi dalam sebuah kelompok sosial, misalnya antar organisasi Islam. Tidak dapat dipungkiri bahwa konflik yang terjadi dalam organisasi Islam bukan lagi dalam ruang lingkup kecil, namun telah meluas seiring perkembangan organisasi Islam di Indonesia.
Pada dasarnya konflik yang terjadi dipicu oleh adanya masyarakat heterogen yang multicultural. Masyarakat yang memiliki latar belakang, sudut pandang, dan idealisme yang berbeda. Perbedaan-perbedaan inilah yang seringkali menjadi pokok persoalan sehingga terjadi pertentangan-pertentangan dalam kelompok sosial.
Menurut paham strukturalis, meskipun konflik tidak bisa dihindarkan, paling tidak dapat dikendalikan agar tidak berkembang menjadi pembentukan kekerasan. Justru konflik yang terkendali itu bisa menjadi kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan sosial yang yang terjadi secara evolusioner dan berdampak positif bagi sistem sosial itu sendiri. (P.soedarmo:1992,64)



1.2  Rumusan Masalah
Kemajemukan nusantara adalah aset berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan. Namun dalam konteks ilmu sosial hal ini merupakan sumber konflik atas perbedaan-perbedaan yang terjadi.
Banyak konflik yang terjadi akibat pertentangan faham dalam kehidupan beragama. Hujatan antar organisasi Islam acapkali terjadi dalam berbagai pertemuan. Hal ini memicu berbagai reaksi yang tidak baik sehingga hubungan antar organisasi memburuk. Kondisi tersebut terus berlanjut dan menjadi permasalahan yang turun-temurun.
Masalah-masalah yang menjadi pembahasan dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
a.       Bagaimana  sebenarnya sudut pandang agama terhadap konflik sosial yang terjadi antar organisasi Islam?
b.      Apa faktor-faktor pemicu terjadinya konflik sosial antar kelompok dalam konteks agama?
c.       Apa akibat dari konflik sosial antar organisasi Islam?
                          
1.3  Maksud dan Tujuan
1.3.1  Maksud Penulisan
Maksud dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
a.       Untuk mengetahui dan mendeskrisikan bagaimana agama memandang perbedaan yang menyebabkan konflik.
b.      Untuk mengetahui dan meneskripsikan bagaimana sikap kelompok beragama dalam menanggapi perbedaan.






1.3.2  Tujuan
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah :
a.       Untuk memberikan gambaran bahwa konflik bisa saja terjadi dalam kehidupan beragama karena perbedaan.
b.      Agar pembaca mengetahui faktor-faktor pemicu konflik antar organisasi Islam.
c.       Agar pembaca memahami bahwa akibat yang terjadi karena konflik.

1.4  Manfaat Penelitian
Sebagai bentuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Sosilogi secara teoritis dan studi kasus pada konteks kehidupan beragama.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Faktor Penyebab Konflik
Menurut Leopold dan Becker dalam buku karya Soekanto, pertentangan atau pertikaian (selanjutnya disebut “pertentangan” saja) merupakan suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan/atau kekerasan. (Soekanto,1982:91)
Lalu bagaimana konflik terjadi dalam kehidupan beragama? Mengapa konflik dapat terjadi? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut penulis meninjau dari sudut pandang teori konflik Marx yang diambil dari makalah karya Pettracia dkk, ia mengatakan bahwa di dalam suatu masyarakat dapat dijumpai hal yang dianggap baik oleh suatu golongan atau kelompok, tetapi bersifat relative, yang berartii kebaikan itu belum tentu baik pula di mata orang lain (kelompok lain). Manusia cenderung untuk berusaha mendapatkan hal-hal yang dianggap baik (menurut mereka sendiri). Maka dari itu bisa menimbulkan persaingan antar individu . (Petracia dkk, 2010:6)
Teori tersebut memiliki relevansi dengan teori in group dan out group yang dikemukakan JBAF Mayor Polak dalam buku Soerjono Soekanto yang menyatakan bahwa sikap out group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan in group atau out group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam  kelompoknya merupakan yang terbaik dibanding  dengan kelompok lainnya. (Soerjono,2013;108)
Atas dasar teori tersebut maka diketahui bahwa semakin banyak kelompok sosial maka semakin besar peluang terjadinya perbedaan. Banyaknya perbedaan membuat mereka cenderung mengakui  kebenaran pada in groupnya melalui nalar mereka sendiri dibandingkan dengan out groupnya. Hal ini berarti intensitas terjadinya konflik pada masyarakat heterogen lebih besar daripada masyarakat homogen.
Ciri utama masyarakat majemuk (plural society) menurut Furnival (1940) dalam buku karya Nasikun adalah kehidupan masyarakat yang berkelompok-kelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi mereka (secara esensi) terpisahkan oleh perbedaan-perbedaan identitas sosial yang melekat pada diri mereka masing-masing serta tidak tergabungnya mereka dalam satu unit politik tertentu. (Nasikun,1995:27)
Pendekatan secara relevan pada teori ini adalah perbedaan memiliki perspektif yang tajam terhadap tejadinya konflik. Sistem nilai yang tidak sama antara ajaran agama yang dianut masing-masing kelompok memicu faktor-faktor pertikaian.


2.2 Faktor-Faktor Pendorong Konflik
  Sherif & Hovland (1961) dalam buku Teori-Teori Psikologi Sosial karya Sarlito. W menyatakan bahwa orang membentuk situasi yang penting buat dirinya. Jadi dia tidak ditentukan oleh situasi. Pembentukan situasi ini mencakup faktor-faktor intern (sikap,emosi,motif,pengaruh masa lalu dan sebagainya), maupun eksternal (obyek, orang-orang dan lingkungan fisik). (Sarlito.W:2002,13)


              
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1  Kajian Teoritis dan Analisis
Kajian berdasarkan analisa dari berbagai teori yang didapat melalui sumber ilmu pengetahuan akdemis berupa buku, makalah, dan kajian elektronik.

3.2  Kajian melalui Penelitian
Kajian berdasarkan analisa terhadap data studi kasus di lapangan melalui pengamatan langsung terhadap pbjek dan pengisian angket/kuesioner oleh responden yang relevan.

3.3  Metodologi Penelitian
3.3.1  Tempat dan Waktu
a.    Tempat :
Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Inayah Desa Gadobangkong Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat
b.   Waktu :
Senin, 3 November 2014


3.3.2  Metode
Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis melalui sumber data menggunakan isian kuesioner. Analisis data menggunakan metode analisis statistik kuantitatif.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1  Konflik Sosial di Lingkungan Masyarakat Agamis
Konflik merupakan bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan hubungan solidaritas antar individu atau antar kelompok. Contoh fenomena yang terjadi saat ini berupa konflik antar agama dan faham ajaran yang dianut oleh kelompok sosial baik in group ataupun out group. Secara umum, konflik ini kerap terjadi akibat banyaknya faham ajaran yang berbeda dalam praktek beragama. Sehingga terdapat pergesekan pandangan antar kelompok beragama.
Lalu bagaimana agama memandang konflik yang terjadi di lingkungan masyarakat? Untuk mengetahui sejauh mana keadaan soSial di lingkungan masyarakat agamis, maka penulis telah melakukan penelitian sederhana. Penelitian ini dilakukan melalui metode pengisian kuesioner pada hari senin, 3 November 2014. Sebagai objek penelitian yaitu santriwati Madrasah Diniyah Takmiliyah Al-Inayah Desa Gadobangkong, Ngamprah. Objek penelitian terdiri atas responden yang memiliki latar belakang yang berbeda dengan rentang usia 14-20 tahun dengan faham ahlu sunnah wal jamaaah di bawah naungan organisasi Nadhlathul Ulama.
Selain itu, penulis telah melakukan pengamatan dan menemukan beberapa unsur konflik yang muncul di lingkungan agamis. Konflik di sebabkan oleh perbedaan pemahaman. Kedua kelompok memiliki egoisme tinggi yang menganggap faham mereka sendiri yang paling benar secara rasional dan keyakinan. Namun, sebagian dari mereka cenderung menghindari perdebatan dengan alasan perdebatan takkan menemui titik temu di antara kedua faham.


4.2  Hasil Penelitian
Berikut ini adalah rincian hasil penelitian yang penulis rangkum dari studi kasus yang penulis lakukan tempo hari.
REKAP HASIL KUESIONER

A. PILIHAN GANDA


NO
SOAL
JAWABAN
JUMLAH
%
ALASAN

A
B
C
D

1
Jika anda bertemu dengan seorang yang berlainan faham dalam ajaaran agama, apa yang anda lakukan?
4
0
1
1
6
67
Silaturahmi ; senyum adalah ibadah ; daripada harus berdebat ; karena masih sesama muslim ; menghargai ; takut salah faham(d)

2
Jika anda berada dalam majelis taklim, namun penceramah memiliki faham berbeda dengan ajaran anda, apa yang anda lakukan?
3
0
3
0
6
50
A. Mendengarkan lebih baik ;dengan mendengarkan menambah pengetahuan; menghargai penceramah.  C. Menghargai pembicara saja ; menghargai ; lebih memilih ajaran tempat mengaji

3
Jika anda sedang berbelanja, namun penjual adalah penganut ajaran yang berbeda faham dengan ajaran anda, apa yang anda lakukan?
2
3
0
1
6
50
Selama bukan barang haram dan saling membutuhkan; kebutuhan

4
Jika anda memiliki keluarga/kerabat berlainan faham dengan ajaran yang anda anut, apa yang anda lakukan?
0
0
3
3
6
50
C. Tujuan meluruskan ; menghilangkan salah faham, diskusi akan lebih baik;untuk mengajaknya menuju ajaran yang lebih baik. D. Amalu amalukum, tidak saling mengusik dan berkomentar mengenai keyakinan orang lain; cukup hargai sajamenghindari perselisihan antar kerabat/keuarga; tida peduli, yakin atas keyakinan masing-masing

5


Jika anda memiliki guru/dosen yang memiliki faham yang berbeda dengan ajaran yang anda anut, apa yang anda lakukan?
0
6
0
0
6
100
Hargai tanpa diikuti; menghindari perdebatan; menghargai sebagai pengajar; tidak apa-apa;menghargai akan lebih baik daripada mencaci maki ajaran yang mereka anut; hanya perlu nilai, jadi ikuti saja



B. PERNYATAAN


NO
PERNYATAAN
JAWABAN
JUMLAH
%

SS
S
TS
STS

1
Saya tidak suka jika ada yang mengganggu ibadah saya terutama ketika bersholawat.
2
4
0
0
6
67

2
Saya  akan menghujat orang yang berpendapat bahwa tahlil, sholawat dan ziarah adalah sesat.
1
5
0
0
6
83

3
Saya akan mengikuti praktik ibadah sesuai ajaran yang berlaku di lingkungan setempat.
0
4
2
0
6
67

4
Saya lebih suka diam daripada berdebat dengan orang yang berbeda faham dengan ajaran yang saya anut.
0
6
0
0
6
100

5
Saya lebih suka berdebat dengan orang yang  berbeda faham dengan ajaran yang saya anut.
0
1
5
0
6
83

6
Saya lebih memilih toleran terhadap perbedaan
0
6
0
0
6
100

7
Saya lebih memilih menentang perbedaaan
0
0
6
0
6
100



Tabel IV.1 rekap hasil penelitian
4.3  Pembahasan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, dapat dilihat pada tabel IV.1A responden menjawab berbagai pertanyaan dengan sudut pandang yang relatif sama. Misal untuk pertanyaan pilihan ganda nomor 1, 67% responden menjawab A (tersenyum) ketika mereka dihadapkan pada pertanyaan bagaimana sikap mereka terhadap orang yang berbeda ajaran/faham dengan mereka. Alasan yang dikemukakan beragam, seperti tersenyum adalah ibadah, menimbulkan sikap toleran, atau menghindari adanya prasangka buruk yang menyebabkan perselisihan berkepanjangan.
Lalu untuk soal nomor 5, 100% responden menjawab D (dengarkan dan ikuti) ketika dihadapkan dengan soal bagaimana sikap mereka jika mempunyai pengajar yang berbeda ajaran dan faham dengan ajaran mereka. Alasan yang dikemukakan lagi-lagi tentang sikap menghargai, toleransi, dan lebih sederhana lagi yakni menyangkut nilai atas mata pelajaran semata.
Pada tabel IV.1B yang paling dominan adalah soal nomor 4, 6, 7 dengan hasil 100% menjawab setuju atas pernyataan lebih memilih diam dan menghindari perselisihan serta perdebatan, cenderung memilih sikap toleran. Namun terjadi ketimpangan terhadap soal nomor 7, yang notabene 360 derajat berbanding terbalik dengan sikap toleran yaitu menentang terhadap perbedaan.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Jika melihat latar belakang pendidikan dan lingkungan respoden, secara psikologis kaum agamis memang cenderung idealis. Sikap yang timbul pada kehidupan sosial pun menjadi gamang dan timpang antara perasaan dan prinsip dengan  sikap yang ditunjukan terhadap sesama manusia. Secara perasaan dan prinsip mereka menentang perbedaan namun sikap yang muncul justru sikap toleran dan menghargai perbedaan. Alasan yang tepat untuk situasi ini adalah untuk menghindari konflik atau perselisihan antar umat beragama. Terutama pada soal nomor 4 bagian A yang mungkin saja akan terjadi perselisihan antar kerabat atau saudara jika mereka tidak memiliki pemahaman dalam sikap saling menghargai dan mengandalkan prinsip mereka saja.
Maka berdasarkan hasil analisa penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak semua umat beragama memiliki sikap antipati terhadap out-groupnya. Walaupun prinsip mereka teguh terhadap ajaran yang dipegang, namun sikap menghargai dan toleransi amat dijunjung tinggi. Karena mereka berpandangan bahwa agama Islam sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan dan perdamaian. Sehingga kaum agamis yang memiliki faham ahlu sunnah wal jamaah sangat menghindari perselisihan dan konflik. Mereka lebih memilih sikap amalu amukum di banding harus berdebat panjang yang meributkan atas kebenaran yang mereka pegang dalam faham ajarannya padahal secara garis besar semua ajaran dan faham tetap tertuju pada Tuhan Yang Maha Esa.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kehidupan masyarakat takkan lepas dari perbedaan, terutama pada masyarakat yang heterogen. Kehidupan masyarakat heterogen sangat rentan terhadap konflik karena keberagaman yang dimiliki. Begitu juga dalam kehidupan beragama, perbedaan faham dan ajaran kerap kali menjadi bahan perbincangan baik secara in-group maupun out-group. Namun demikian, sebesar apapun perbedaan jika dilandasi oleh rasa toleransi yang yang tinggi serta membudayakan sikap saling menghargai sebagai insan beragama, maka konflik takkan mengakibatkan perselisihan berkepanjangan yang menjadikan pertumpahan darah diantara kelompok sosial .

4.2 Saran
                 Perbedaan tak selamanya menjadikan hubungan persaudaraan menjadi terpecah belah. Kehidupan bermasyarakat menjadikan setiap individu saling membutuhkan satu sama lain. Sekalipun konflik tak dapat dihindari, namun dapat dinetralisir melalui sikap toleransi dan saling menghargai antar kelompok sosial. Akhirnya, mari kita jadikan perbedaan sebagai hiasan kehidupan yang membuat ia menjadi berwarna.


DAFTAR PUSTAKA

Anggaran Dasar Surat Keputusan Muktamar XXX NU Nomor: 003/MNU-30/11/1999 melalui <http:pcnu-bandung.com/anggaran-dasar-nu> [25/10/14] 10.40 wib
Lika, Aisah. 2010. Organisasi Islam di Indonesia melalui <Https://aisasholikha.wordpress.com/organisasi-islam-di-indonesia> [25/10/14] 10.00 wib
Nasikun. 1995. Sistem Sosial Indonesia. (Yogyakarta: Raja Grafindo Persada), hlm. 27
Pettracia,M.,D., dkk. 2010. Hubungan Sosial Antar Keompok Agama dalam Kerangka Analisis Konflik. (Depok: FISIP Universitas Indonesia), , hlm. 6 melalui <Manshurzikri.wordpress.com/2010/03/21/hubungan-sosial-antar-kelompok-agama-dalam-kerangka-analisis-teori-konflik/>             [25/10/14] 10.35 wib
Sarwono, S.W. 2002. Teori-Teori Psikologi Sosial. (Jakarta: Raja Grafindo Persada). hlm.13
Soedarmo. P. 1992. Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama).     hlm. 64
Soekanto, Soerjono. 2013. Ilmu Sosiologi Sebagai Pengantar Revisi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada).  hlm.91
Ibid. 2013. Ilmu Sosiologi Sebagai Pengantar Revisi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada).  hlm.91
Soekanto, Soerjono. 1982. Teori Sosiologi: Tentang Pribadi dalam masyarakat. (Jakarta: Gahlia Indonesia). hlm.7






Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
A.     Tujuan Penelitian
Dalam rangka penyusunan karya ilmiah kuesioner ini dibuat atas dasar keingintahuan peneliti terhadap konflik yang terjadi dalam kehidupan kelompok sosial.
B.      Objek Penelitian
Santri/santriwati Madrasah Diniyah Takmiliyah berusia 14-20 tahun.
C.      Data Penyusun/Peneliti
Nama
: Aisah Nusifa
NIM
: 6212141010
Fakultas
: Ilmu Sosial Ilmu Politik
Tahun Ajaran
: 2014-2015


D.      Data Responden
Nama
:
Usia
:
Kelas
:
Nama Lembaga
:
Hari/tanggal
:

E.      Isian Angket
a.      Pilihlah salah satu opsi dan sertakan alasan !
1.      Jika anda bertemu dengan seorang yang berlainan faham dalam ajaaran agama, apa yang anda lakukan?
a.      Tersenyum
b.      Berjabat tangan
c.       Ucap salam/menyapa
d.      Biarkan saja
Alasan :


2.      Jika anda berada dalam majelis taklim, namun penceramah memiliki faham berbeda dengan ajaran anda, apa yang anda lakukan?
a.      Dengarkan saja
b.      Ikuti ajarannya
c.       Dengarkan tanpa diikuti
d.      Tinggalkan saja
Alasan :


3.      Jika anda sedang berbelanja, namun penjual adalah penganut ajaran yang berbeda faham dengan ajaran anda, apa yang anda lakukan?
a.      Lanjutkan jual-beli namun tidak kembali
b.      Lanjutkan jual beli dan kembali lagi lain waktu
c.       Berdebat terlebih dulu
d.      Pergi tinggalkan jual beli
Alasan :


4.      Jika anda memiliki keluarga/kerabat berlainan faham dengan ajaran yang anda anut, apa yang anda lakukan?
a.      Ikuti ajarannya
b.      Ikuti ajarannya saat bertemu saja
c.       Ajak berdebat/berdiskusi
d.      Biarkan saja
Alasan :


5.      Jika anda memiliki guru/dosen yang memiliki faham yang berbeda dengan ajaran yang anda anut, apa yang anda lakukan?
a.      Ikuti ajarannya
b.      Hargai saja ajarannya
c.       Ajak berdebat/berdiskusi
d.      Biarkan saja
Alasan :



b.      Berilah tanda () pada kolom “SS “ jika anda sangat setuju, “S” jika anda setuju, “TS” jika anda tidak setuju atau “ST” jika sangat tidak setuju.
No
Pernyataan
SS
S
TS
ST
1
Saya tidak suka jika ada yang mengganggu ibadah saya terutama ketika bersholawat.




2
Saya  akan menghujat orang yang berpendapat bahwa tahlil, sholawat dan ziarah adalah sesat.




3
Saya akan mengikuti praktik ibadah sesuai ajaran yang berlaku di lingkungan setempat.




4
Saya lebih suka diam daripada berdebat dengan orang yang berbeda faham dengan ajaran yang saya anut.




5
Saya lebih suka berdebat dengan orang yang  berbeda faham dengan ajaran yang saya anut.




6
Saya lebih memilih toleran terhadap perbedaan




7
Saya lebih memilih menentang perbedaaan





Bandung Barat,        November 2014
Responden,


(____________________)

1 komentar:

  1. Easy "water hack" burns 2 lbs OVERNIGHT

    At least 160 000 men and women are utilizing a simple and secret "liquid hack" to lose 1-2 lbs each night in their sleep.

    It is simple and works on anybody.

    This is how you can do it yourself:

    1) Hold a clear glass and fill it up with water half the way

    2) And now do this amazing hack

    and you'll be 1-2 lbs thinner as soon as tomorrow!

    BalasHapus